Dalam beberapa hari terakhir, slogan 'All Eyes on Rafah' telah menjadi sorotan di berbagai platform media sosial. Slogan ini muncul sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina, khususnya para pengungsi dari Gaza yang mencari perlindungan di kota Rafah. Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rafah telah mengundang perhatian dunia, mengingat kota ini merupakan satu-satunya tempat yang menjadi area saluran bantuan dan tempat pengungsian bagi warga Gaza yang menjadi korban konflik.
Rafah adalah sebuah kota di Palestina yang terletak di perbatasan Jalur Gaza dan Mesir, serta merupakan kota paling selatan di Gaza. Ketika serangan menghancurkan rumah-rumah dan kehidupan warga Gaza, banyak dari mereka yang melarikan diri ke Rafah sebagai tempat perlindungan terakhir. Namun, baru-baru ini, kota ini juga menjadi sasaran serangan udara oleh pasukan Israel, yang menyebabkan banyak korban jiwa di antara para pengungsi.
Menurut laporan dari Al-Jazeera pada 28 Mei 2024, serangan udara di Rafah menyebabkan puluhan orang kehilangan nyawa. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan pengungsi Palestina yang selamat berusaha menggali reruntuhan sisa kebakaran untuk mencari korban yang tertimbun di bawahnya. Mereka berupaya menemukan korban yang terluka maupun yang telah meninggal dunia, menunjukkan keteguhan dan ketabahan mereka di tengah situasi yang sangat sulit.
Slogan 'All Eyes on Rafah' pertama kali disampaikan oleh Rick Peeperkorn, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di teritori Palestina, setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan rencana evakuasi di kota Rafah. Netanyahu beranggapan bahwa Rafah adalah satu-satunya area yang masih menjadi kekuatan dari Hamas. Namun, bagi banyak orang, slogan ini memiliki arti yang lebih dalam. 'All Eyes on Rafah' adalah seruan untuk dunia agar tidak mengabaikan genosida yang terjadi di Gaza, dan untuk terus memantau perkembangan di Rafah sebagai tempat pengungsian bagi warga Gaza yang menjadi korban.
Sebagai bagian dari komunitas global, kita semua memiliki tanggung jawab untuk peduli dan bertindak terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Krisis di Rafah adalah panggilan bagi kita semua untuk menunjukkan simpati dan solidaritas. Dalam Islam, menolong sesama adalah ajaran yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang meringankan satu kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan kesusahannya di dunia dan akhirat" (HR. Muslim).
Kita dapat melakukan banyak hal untuk membantu, mulai dari menyebarkan kesadaran tentang situasi di Rafah hingga memberikan bantuan kemanusiaan melalui organisasi yang kredibel. Menjaga perhatian dunia terhadap krisis ini sangat penting agar para korban mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dan agar keadilan dapat ditegakkan.
Krisis di Rafah adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya solidaritas dan kemanusiaan. Slogan 'All Eyes on Rafah' bukan hanya seruan untuk memperhatikan, tetapi juga panggilan untuk bertindak. Sebagai umat yang peduli, mari kita tunjukkan empati dan dukungan kita terhadap saudara-saudara kita di Palestina yang sedang mengalami kesulitan. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan perlindungan bagi mereka yang sedang berjuang, dan semoga kita semua diberikan keberkahan untuk dapat membantu meringankan beban mereka.
Penulis : Nanda Fadilah
0 komentar:
Posting Komentar