Selasa, 11 Juni 2024

Lelucon Tidak Pantas Remaja SMP soal Palestina, Pihak Sekolah dan Warganet Bereaksi Keras

Anak SMP 216 dan Keempat Temannya Viral Usai Bikin Lelucon Soal Darah hingga Daging Anak Palestina di Restoran Cepat Saji yang Terkenal, Pihak Sekolah Angkat Bicara. (Foto: X @cingreborn)

Di tengah perjuangan dan penderitaan rakyat Palestina, sebuah video viral yang berisi sekelompok remaja perempuan dari Indonesia membuat lelucon tidak pantas soal darah, tulang, hingga daging anak-anak Palestina telah membuat geram banyak pihak. Salah satu dari remaja tersebut adalah siswa dari SMPN 216 Jakarta. Video tersebut diambil di sebuah restoran cepat saji yang dikenal dengan sajian ayam tepungnya dan sering menjadi target boikot karena dugaan dukungan terhadap serangan Israel terhadap Palestina.

Video yang menyebar di media sosial menunjukkan para remaja itu makan sambil melontarkan lelucon yang sangat tidak pantas. Mereka menggambarkan makanan yang mereka santap sebagai bagian tubuh anak-anak Palestina. Misalnya, ada yang menyebut tulang ayam sebagai tulang anak Palestina, saus cabai sebagai darah anak Palestina, dan daging ayam sebagai daging anak Palestina. Tindakan ini mendapat gelak tawa dari teman-temannya dan mereka terus melanjutkan lelucon yang tidak pantas tersebut.

Akiba konten yang tidak pantas ini, pihak sekolah, SMPN 216 Jakarta, segera memberikan klarifikasi. Menurut pernyataan resmi yang diposting di akun Instagram mereka, kejadian tersebut terjadi di luar jam sekolah pada hari Minggu siang setelah para siswa pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji. Pihak sekolah menegaskan bahwa dari lima remaja yang ada di video tersebut, hanya satu yang merupakan murid SMPN 216 Jakarta.

“Kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku yang ditampilkan dalam video tersebut. Kami sudah memanggil yang bersangkutan beserta orangtuanya dan mendesak untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan,” kata pihak sekolah.

Video tersebut telah menyebar luas dan menuai hujatan dari warganet. Banyak yang mengecam perilaku para pelajar tersebut, menyebut tindakan mereka sebagai bentuk ketidakpedulian dan kekejaman yang tidak dapat diterima. "Ngeri ya, abis pulang ibadah malah menggebu-gebu semangat nge-jokes soal korban genocide,” tulis seorang pengguna Twitter. "Untuk tim humas SMPN 216, sepertinya ada yang kurang pas. Permasalahan ini bukan tentang toleransi, tapi ini tentang kemanusiaan,” ujar netizen lainnya, menegaskan bahwa isu ini lebih dari sekadar toleransi agama tetapi juga tentang rasa kemanusiaan.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua, terutama bagi generasi muda, untuk selalu menghormati penderitaan orang lain dan tidak menjadikan tragedi sebagai bahan lelucon. Dalam ajaran Islam, diajarkan untuk selalu menjaga lisan dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain, serta pentingnya menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.

Sebagai komunitas, kita perlu mendidik dan mengingatkan anak-anak kita tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan menghormati penderitaan orang lain. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berpikir sebelum bertindak dan menjaga sikap agar selalu beradab dan berakhlak mulia.

Penulis : Nanda Fadilah

0 komentar:

Posting Komentar

Profil

Tentang Kita

Halo Kami Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati, website ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas di Mata Kuliah Manajemen Pers Dakwah. Harapan kami semoga website ini bisa menjadi tempat hiburan dan ketenangan ketika kalian yang sedang lelah dengan hiruk pikuk perkotaan, pekerjaan, perkuliahan, dan aktivitas yang membuat kamu lelah. So enjoy read this article dan tungguin update-an nya di sore hari, See You Sorenians

Alamat:

Cibiru, Jawa Barat

Bacaan Baru:

Selepas Ashar

Nomor Telpon:

082296516186

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.