Di tengah-tengah padang pasir yang luas, terdapat sebuah desa kecil bernama Qariah. Desa ini dihuni oleh suku Badui yang sudah lama hidup dalam keterasingan dan tradisi yang kuat. Masyarakat di sana hidup dengan keterbatasan air dan pangan, namun mereka tetap bertahan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Pada suatu hari, seorang pendakwah bernama Umar datang ke Qariah. Umar adalah seorang pria muda yang memiliki semangat tinggi untuk menyebarkan ajaran Islam. Dengan sorban putih melilit di kepalanya dan tongkat kayu di tangan, Umar berjalan menyusuri padang pasir yang panas terik. Tujuannya adalah untuk membawa pesan kedamaian dan kebaikan kepada penduduk Qariah.
Setibanya di desa, Umar disambut dengan pandangan curiga oleh beberapa penduduk. Mereka jarang sekali melihat orang asing datang ke desa mereka. Namun, Umar tidak gentar. Ia mendekati seorang tetua desa, bernama Syaikh Hamza, yang duduk di bawah pohon kurma sambil memperhatikan kedatangannya.
"Assalamu'alaikum, Syaikh," sapa Umar dengan ramah.
"Wa'alaikumussalam. Siapakah engkau dan apa tujuanmu datang ke desa kami?" tanya Syaikh Hamza dengan nada serius.
"Aku Umar, seorang pendakwah yang ingin berbagi ilmu dan pesan kebaikan dari ajaran Islam. Aku berharap dapat membawa manfaat dan kedamaian bagi desa ini," jawab Umar dengan tulus.
Syaikh Hamza mengamati Umar sejenak, kemudian tersenyum tipis. "Baiklah, Umar. Kau boleh tinggal di desa ini dan lihatlah sendiri bagaimana kehidupan kami. Jika apa yang kau bawa adalah kebaikan, kami akan menerimanya."
Hari-hari berikutnya, Umar mulai berinteraksi dengan penduduk desa. Ia membantu mereka mengangkat air dari sumur, ikut serta dalam pekerjaan ladang, dan mengajarkan anak-anak membaca dan menulis. Perlahan, penduduk desa mulai menerima kehadiran Umar. Mereka mendengarkan ceritanya tentang keindahan Islam dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW.
Suatu hari, desa Qariah menghadapi masalah besar. Sumur utama mereka mulai mengering, dan persediaan air semakin menipis. Penduduk desa panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Umar, yang melihat kondisi tersebut, tidak tinggal diam. Ia mengajak penduduk desa untuk berdoa bersama, memohon pertolongan Allah SWT.
"Marilah kita berdoa dengan penuh keyakinan. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia pasti akan menolong kita," ujar Umar dengan penuh harap.
Setelah beberapa hari berdoa dan berusaha mencari solusi, keajaiban pun terjadi. Tiba-tiba, awan tebal menggantung di langit dan hujan deras mengguyur desa Qariah. Penduduk desa bersorak gembira, mereka berlari keluar untuk menampung air hujan. Sumur yang tadinya kering kembali terisi penuh.
Umar menjadi sosok yang sangat dihormati di desa itu. Keberadaannya membawa perubahan positif, tidak hanya dalam hal keimanan, tetapi juga dalam semangat kebersamaan dan saling tolong-menolong. Penduduk desa mulai mempelajari ajaran Islam dengan penuh semangat, dan Qariah pun berubah menjadi desa yang lebih harmonis dan sejahtera.
Dengan penuh rasa syukur, Umar melanjutkan perjalanannya ke desa-desa lain, membawa pesan kedamaian dan kebaikan. Kisahnya di Qariah menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa di tanah yang gersang sekalipun, kedamaian dan kebaikan bisa tumbuh subur jika dijaga dengan keikhlasan dan ketulusan hati.
Penulis: Muhammad Surya Pangestu
0 komentar:
Posting Komentar